Minggu, 19 Oktober 2008

>G0sIPPP...!!,Malam ini Pusara Suzanna di Jaga 3 OrG

Pusara artis film horor, Suzana Martha Frederica Van Osch Nathalia, ditunggu selama 24 jam oleh tiga orang pembantu paruh waktu rumah tangganya, selama tujuh hari. Hal tersebut merupakan wasiat Suzanna sebelum wafat.

 

"Saya disuruh Pak Clift (Stevanus Clift Nathalia alias Clift Sangra, suami Suzanna, red) menunggu makam Bu Suzanna," kata Suryono (31), salah seorang di antara tiga penunggu pusara Suzanna, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Kota Magelang, Jawa Tengah, di Magelang, Jumat.

Dia bersama adiknya, Wahyu Widodo (23) dan ayahnya, Sukarno (60), selama tujuh hari diminta untuk menunggu pusara itu, mulai Kamis (16/10) kemarin.

Secara paruh waktu, katanya, mereka bekerja di rumah keluarga Clift-Suzana di kawasan Kebondalem, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. "Selama ini kami sering disuruh bersih-bersih rumah, setengah atau sebulan sekali," katanya.

Sejak tahun 2002 dirinya bekerja paruh waktu di rumah Suzanna. Adiknya yang bernama Fitri, katanya, selama ini sebagai pembantu rumah tangga keluarga Suzanna dan tinggal di rumah itu.

Ia mengatakan, pada malam pertama bertugas menunggu pusara Suzanna, Kamis (16/10) malam hingga siang hari tidak terjadi apa-apa di tempat itu. Mereka hanya mengaku tak bisa tidur dan hanya tiduran di samping pusara Suzanna.

Kamis sore usai pemakaman, Kiki Maria, salah seorang anak Suzanna, sempat datang ke makam tersebut. Sedangkan sekitar pukul 21.00 WIB, dua orang yakni Bono dan Sukardi yang mengerjakan pemasangan keramik sebagai nisan, menengok pusara Suzanna.
 
Jika siang hari, katanya, tugas itu dilakukan secara bergiliran, sedangkan pada malam hari, mereka bertiga bersama-sama menunggu pusara tersebut.

Pada kesempatan itu, Suryono juga menceritakan keikutsertaan mengurus prosesi pemakaman Suzanna sejak dari rumahnya hingga ke pemakaman yang berlangsung secara sederhana dan cepat.
"Saya ikut mengangkat jenazah dari tempat tidur untuk dimasukkan ke peti. Di tangannya diberi rangkaian bunga melati berbentuk keris, di lehernya dikalungi rangkaian melati. Semua serba bunga melati," katanya.

Pemimpin pengelola TPU Giriloyo, Theodorus Suharno, mengaku, telah mendapat pemberitahuan dari Clift terkait keberadaan tiga pembantunya yang ditugasi menunggu pusara Suzanna selama tujuh hari sesuai dengan permintaan almarhumah.

"Memang belum menjadi tradisi dalam Katolik, makam harus ditunggu, tetapi ini permintaan keluarga," katanya.

Clift mengaku mendapat pesan dari Suzanna semasa hidupnya. Jika Suzanna meninggal dunia, makamnya ditunggu selama tujuh hari. Penunggunya bisa dirinya atau orang suruhannya.

Selain itu, katanya ketika menengok pusara Suzanna pada Jumat (17/10), pada hari ke-40 setelah kematiannya, supaya dirinya datang menengok dan menaburkan bunga melati kesukaan almarhumah, dan selanjutnya seminggu sekali.

Ia menyatakan ingin melaksanakan pesan Suzanna itu. "Mama suka bunga melati karena baunya harum, tidak ada mistik-mistik," katanya.

Suzanna meninggal dunia dalam usia 66 tahun pada Rabu (15/10) sekitar pukul 23.15 WIB di rumahnya karena sakit diabetes yang dideritanya selama 30 tahun terakhir. Jenazahnya dikubur di TPU Giriloyo, Kamis (16/10), sekitar pukul 09.30 WIB secara sederhana, tanpa upacara besar, sesuai dengan pesan almarhumah kepada Clift.(ini kata kompas lho)


Siapa yg mau ikutan jaga ...??

Tidak ada komentar: